Rabu, 26 April 2017

kegiatan cetak tinggi dan cetak datar untuk anak usia dini



Kegiatan cetak tingg dan cetak datar
Cetak tinggi adalah adalah jenis seni rupa grafis yang proses membuatnya dengan memakai cetakan dari bahan yang dicungkil, sehingga permukaan medianya akan menjadi tinggi dan rendah (relief).
Cetak datar adalah jenis seni rupa grafis yang cara memperbanyak atau
memproduksi suatu gambar atau tulisan dengan memakai media cetakan yang memiliki permukaan datar atau rata.
Kegiatan untuk anak usia dini dari bahan sederhana yaitu
  1. Buku gambar
  2. Pisau
  3. Buah wortel, kentang,bisa memakai sela, pelepah daun pisang, lilin dan bisa memakai krayon.
  4. Pewarna makanan
Kegiatan yang pertama yaitu memotong dan mengukir buah yang sudah ada, membentuk sesuai keinginan, dapat dilihat di bawah gambar tersebut yang buah sudah di bentuk. Kegiatan ini menarik minat anak boleh menggunakannya sebagai media untuk mengenalkan angka,huruf dll.



Kegiatan ke dua melakukan pencelupan cetakan yang tadi dibuat ke warna makanan yang sudah ada, kemudian tempelkan ke buku gambar seperti mengecap. Melatih ketrampilan anak untuk motorik halus anak.

Trakhir hasil dari cetakan tinggi yang di lakuakn, biarkan anak berimajinasi sesuai apa yang anak mau, kegiatan ini akan menyenangkan untuk anak rasa penasaran anak yang ingin mencobanya, hal ini bermain sambil belajar, dari kegiatan ini anak mempunyai pengalaman dan informasi yang anak dapat.



Di bawah ini kegiatan melukis di buku gambar menggunakan lilin boleh juga dengan krayon yang di sebut cetak datar, untuk kegiatan ini sangat cocok dengan anak.

Hasil dari cetak datar tersebut dapat dilihat di bawah ini, ketika lilin atau krayon di coretkan ke buku gambar kemudian oleskan pewarna makanan ke biki gambar yang tadinya sudah di coretkan lilin atau krayon, maka hasil yang di dapatkan seperti dibawah ini. Kegiatan yang tidak bembatasi anak untuk berkreasi.

Minggu, 23 April 2017

Materi Cetak Tinggi, Cetak Saring, Cetak Dalam, Cetak Datar, dan Cetak Cukil Kayu



Seni grafis di Indonesia awalnya adalah media alternatif untuk seniman yang sudah mengerjakan bidang lainnya seperti melukis atau mematung. Secara kronologis seni grafis muncul sekitar tahun 1950-an tokohnya Suromo dan Abdul Salam di Yogyakarta. Pembagian jenis seni grafis dikategorikan berdasarkan teknik pembuatannya. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam seni grafis juga beragam, sesuai dengan teknik yang dipakai. Berikut ini ragam contoh seni grafis berdasarkan teknik pembuatannya:
1. Seni Grafis Cetak Tinggi (Printing Hight)

Cetak tinggi atau printing hight adalah jenis seni rupa grafis yang proses membuatnya dengan memakai cetakan dari bahan yang dicungkil, sehingga permukaan medianya akan menjadi tinggi dan rendah (relief).
Bagian yang mempunyai permukaan yang tinggi akan dilumuri dengan tinta cetak dan alat rol karet. Lalu dicetak lagi dengan memakai lembaran kertas, sehingga akan membentuk gambar yang sesuai dengan cetakan sebelumnya. Agar bisa membuat seni rupa grafis dengan cara cetak tinggi ini dibutuhkan bahan-bahan, seperti alumunium, karet, kertas karton, kertas tela, tinta dan cat minyak. Sedangkan alat yang dipakai adalah pisau dan penggaris. Contoh seni grafis cetak tinggi ini umumnya diterapkan dalam membuat cap atau stempel.
2. Seni Grafis Cetak Saring (Screen Printing)

Cetak saring atau screen printing adalah salah satu jenis seni rupa grafis dimana proses pembuatannya dengan memakai cetakan dari bahan screen atau kain yang dilapisi dengan bahan yang peka terhadap cahaya. Kemudian screen ditutup dengan film dan dilakukan penyinaran. Langkah selanjutnya screen dicuci dan akan terbentuk cetakan berlubang (saring) sesuai dengan filmnya.
3. Seni Grafis Cetak Dalam (Intaglio Print)

Cetak dalam atau intaglio print adalah jenis seni rupa grafis yang cara pembuatannya memakai plat alumunium, lalu plat itu dibentuk memakai benda tajam supaya bisa menciptakan goresan yang dalam. Kemudian, goresan dalam plat alumunium itu dikasih tinta dan di atasnya dikasih kertas yang telah basah. Tinta tersebut akan melekat di kertas sesuai dengan bentuk goresan yang ada pada plat alumunium. Dalam penjelasan di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa teknik cetak dalam ini memakai plat alumunium, kertas, tinta dan alat yang tajam (paku atau besi lancip).
4. Seni Grafis Cetak Datar (Lithography)

Cetak datar atau lithography adalah jenis seni rupa grafis yang cara memperbanyak atau
memproduksi suatu gambar atau tulisan dengan memakai media cetakan yang memiliki permukaan datar atau rata. Teknik cetak datar sekarang ini bisa kita jumpai pada sistem mesin cetak dan teknik foto mekanik.
5. Seni Grafis Cetak Cukil Kayu
Cukil kayu merupakan teknik seni grapis yang paling kuno yang masuk pada kategori seni murni, sebelum ditemukannya mesin cetak seni inilah media propaganda yang paling ampuh. Di Asia seni jenis ini berkembang di daerah Jepang dan Cina, di Cina teknik ini telah di gunakan pada abad kelima sedang kan di jepang memiliki masa keemasaan pada masa periode Edo dimasa itu cukil kayu banyak dipakai untuk ilustrasi buku dan seni ini menjadi cikal bakal dari komik jepang, di indonesia sendiri pengaruhnya mungkin dari jepang yang sempat menjajah dan juga pendatang dari cina yang berdagang ke indonesia, tapi dalam perkembangan seni cukil ini tak sepopuler seni lain nya dikarenakan seni ini lebih dikenal sebagai alat propaganda di bandingkan untuk sebuah karya seni .


Proses cetak cukil kayu dimulai dari membuat gambar cetakan di atas papan MDF (medium density fibreboard) atau papan kayu lainnya. Melukis harus dilakukan secara refleksi horizontal cermin, kanan menjadi kiri dan sebaliknya kiri menjadi kanan. Setelah itu gambar dicukil dengan pisau pahat kecil. Ada beragam jenis mata pisau yang menghasilkan efek goresan berbeda. Bagian yang tidak tercukil yang akan mencetakkan cat ke atas media, dan bagian cukilan membuat media tidak tersentuh cat.
Bila papan cukilan selesai, tuang cat ke atas media yang rata dan licin seperti cermin. Lalu ratakan cat dengan roller. Setelah itu roller digelindingkan ke atas papan cukilan. Bila sudah rata, kayu cukilan diletakkan di atas media pada posisi yang diinginkan.Media cetak sebaiknya diletakkan di atas bidang rata seperti kardus bekas. Tutupi kayu cukilan dengan kertas bekas  pakai agar tidak mengotori media. Maka mulailah menginjak cukilan sampai rata. Bila dirasa sudah cukup, angkat kayu cukilan perlahan.
 



Kegiatan Menempel, Melipat, dan Menggunting Untuk Anak Usia Dini



 Dalam proses pembelajaran di paud pendidik mengajarkan anak di dalam kegiatan yaitu:
1.       Melipat, salah satu kegiatan di tk untuk anak aud pendidik mengajarkan melipat kertas selembar menjadi lipatan yang berbentuk dan yang terlihat indah bukan lagi kertas selembaran.
2.       Menggunting, kegiatan seperti menggunting lurus di kertas, dan bisa melihat dan mengajarkan anak cara memakai gunting dengan benar.
3.       Merekat  atau menempel,menempel pola atau bentukan dari kertas dengan merekatkan dengan lem di papan.
4.       Meronce, menyusun benda dalam jalinan seperti gelang,kalung dll.
5.       Merakit ,membentuk suatu yang baru dari bentuk yang sudah ada.
Peralatan yang digunakan


Gunting,kotak bekas, benang  wol, lem, ketas Koran maupun kertas sejenisnnya, lap untuk membersihkan lem dari tangan agar bersih saat melakukan kegiatan.
Kegiatannya sebagai berikut:

Kegiatan melipat, kegiatan ini bisa diajarkan kepada anak untuk melatih motorik halus anak di sekolah maupun dirumah kegiatan yang aman dan melatih motorik anak.

Merakit sederhana untuk anak usia dini, melatih motorik anak , mengajarkan dari bentuk yang biasa menjadi lebih menarik untuk anak, kegiatan akan lebih menangtang bagi anak untuk melakukannya selain menarik perhatian anak, ini juga melatih motorik halus anak.


Menggunting menempelkan bentuk dan mengikuti dari bentuk sederhana yang sudah di temple jady anak mengikuti dari bentuk tersebut. Selain melatihmotorik halus dari sini dapat melihat cara anak memegang gunting,cara penggunaanya untuk mengajarinya yang benar, apakah anak mampu untuk memegang gunting dengan benar.

Menempel melatih ketelitian anak agar sesuai dengan keinginan dan hasil yang di buat anak, metaih jari-jari anak untuk menempel yang sesuai

Kecerdasan Ganda



Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences): Penerapannya dalam Proses Pembelajaran dan Pengajaran
Satu-satunya sumbangan paling penting untuk perkembangan anak adalah membantunya untuk menemukan bidang yang paling cocok dengan bakatnya, yang akan membuatnya puas dan kompeten
(Daniel Goleman, 2002: 49)
Kontribusi Gardner yang sangat besar dalam ilmu pendidikan dan ilmu pengetahuan pada umumnya adalah teori tentang kecerdasan ganda, sebagaimana tertuang dalam bukunya bertajuk Frame of Mind: The Theory of Multiple Intelligence yang menyebutkan tujuh tipe kecerdasan manusia, yakni:
  1. linguistic intelligence atau kecerdasan linguistik (bahasa). kecerdasan ini ditunjukkan dengan kepekaan seseorang pada bunyi, struktur, makna,fungsi kata, dan bahasa
  2. musical intelligence atau kecerdasan musical, kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan menciptakan dan  mengapresiasi irama pola titinada, dan warna nada; apresiasi bentuk-bentuk ekspresi musikal.
  3. logical-mathematical intelligence atau kecerdasan logical-matematikal, kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan pada pola-pola logis dan memiliki kemampuan mencerna pola-pola tersebut, termasuk juga numerik serta mampu mengolah alur pemikiran yang panjang.
  4. visual/spatial intelligence atau kecerdasan visual/spasial, kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat dan mentransformasi persepsi awal.
  5. body/kinesthetic intelligence atau kecerdasan ragawi/kinestetis, kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengelola objek, Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan menciptakan dan  mengapresiasi irama pola titinada, dan warna nada; apresiasi bentuk-bentuk ekspresi musikal.
  6. intrapersonal intelligence atau kecerdasan intrapersonal, kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi; pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri.
  7. interpersonal intelligence atau kecerdasan interpersonal, kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mencerna dan merespon secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain.
Menurut Gardner, jenis pekerjaan, karir, atau profesi tertentu akan melibatkan kombinasi dari beberapa macam kecerdasan. Jarang sekali jenis pekerjaan tertentu itu yang hanya memerlukan satu dari ketujuh kecerdasan tersebut. Namun, dapat juga dipastikan bahwa jenis pekerjaan tersebut akan memerlukan satu kecerdasan yang sangat dominan. Sebagai missal, jenis pekerjaan wartawan atau penulis, pasti akan memerlukan kecerdasan bahasa. Selain itu, jenis pekerjaan itu pasti akan memerlukan kecerdasan interpersonal, yakni satu tipe kecerdasan yang membutuhkan keahlian dalam berkomunikasi dengan orang lain. Seorang pelaut, seperti orang Puluwat yang tinggal di Pulau Caroline yang memiliki kemahiran dalam mendayung kano di laut bebas, atau bandingkan dengan orang Raas di Kepulauan Kangean, Madura, Provinsi Jawa Timur yang konon memiliki kemahiran dalam menyelam sampai beberapa jam untuk mencari kerang di laut
dalam. Mereka pasti harus memiliki satu kecerdasan yang dominan, yakni kecerdasan ragawi atau kinestetis dan juga kecerdasan spasial. Namun demikian, mereka juga pasti akan memiliki paduan dengan tipe kecerdasan yang lainnya.
Peran Pendidikan Dalam Mengasah Kecerdasan Ganda
Peran penting pendidikan dalam mengembangkan kecerdasan minimal ada dua macam. Pertama, mengenalinya secara dini tipe kecerdasan setiap peserta didik, (2) memberikan model layanan pendidikan yang sesuai dengan kecerdasan tersebut, (3) mengasah dan mengembangkan kecerdasan semua peserta didik secara optimal. Pada prinsipnya, ada tiga gaya mengajar yang paling umum dapat diamati oleh pendidik. Pertama, gaya visual (visual learning), yakni gaya belajar yang lebih suka menggunakan gambar-gambar, bahan bacaan yang dapat dilihat. Kedua, tipe audio, yang lebih suka mendengarkan, misalnya mendengarkan ceramah atau penjelasan dari gurunya, atau mendengarkan bahan audio seperti radio kaset, dan sebagainya. Ketiga, tipa taktil, yang lebih suka menggunakan tangan dan badannya. Peserta didik tipe taktil akan tidak suka diminta duduk manis untuk mendengarkan ceramah guru seperti yang disukai oleh peserta didik yang memiliki gaya audio. Peserta didik gaya taktil akan senang untuk diminta untuk mengerjakan pekerjaan tangan atau mengotak-atik mesin perkakas. Demikianlah keragaman potensi kecerdasan ganda dan gaya belajar peserta didik yang harus medapatkan perhatian pendidik secara seimbang, tidak pilih kasih, tidak diskriminatif.