Minggu, 23 April 2017

Materi Cetak Tinggi, Cetak Saring, Cetak Dalam, Cetak Datar, dan Cetak Cukil Kayu



Seni grafis di Indonesia awalnya adalah media alternatif untuk seniman yang sudah mengerjakan bidang lainnya seperti melukis atau mematung. Secara kronologis seni grafis muncul sekitar tahun 1950-an tokohnya Suromo dan Abdul Salam di Yogyakarta. Pembagian jenis seni grafis dikategorikan berdasarkan teknik pembuatannya. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam seni grafis juga beragam, sesuai dengan teknik yang dipakai. Berikut ini ragam contoh seni grafis berdasarkan teknik pembuatannya:
1. Seni Grafis Cetak Tinggi (Printing Hight)

Cetak tinggi atau printing hight adalah jenis seni rupa grafis yang proses membuatnya dengan memakai cetakan dari bahan yang dicungkil, sehingga permukaan medianya akan menjadi tinggi dan rendah (relief).
Bagian yang mempunyai permukaan yang tinggi akan dilumuri dengan tinta cetak dan alat rol karet. Lalu dicetak lagi dengan memakai lembaran kertas, sehingga akan membentuk gambar yang sesuai dengan cetakan sebelumnya. Agar bisa membuat seni rupa grafis dengan cara cetak tinggi ini dibutuhkan bahan-bahan, seperti alumunium, karet, kertas karton, kertas tela, tinta dan cat minyak. Sedangkan alat yang dipakai adalah pisau dan penggaris. Contoh seni grafis cetak tinggi ini umumnya diterapkan dalam membuat cap atau stempel.
2. Seni Grafis Cetak Saring (Screen Printing)

Cetak saring atau screen printing adalah salah satu jenis seni rupa grafis dimana proses pembuatannya dengan memakai cetakan dari bahan screen atau kain yang dilapisi dengan bahan yang peka terhadap cahaya. Kemudian screen ditutup dengan film dan dilakukan penyinaran. Langkah selanjutnya screen dicuci dan akan terbentuk cetakan berlubang (saring) sesuai dengan filmnya.
3. Seni Grafis Cetak Dalam (Intaglio Print)

Cetak dalam atau intaglio print adalah jenis seni rupa grafis yang cara pembuatannya memakai plat alumunium, lalu plat itu dibentuk memakai benda tajam supaya bisa menciptakan goresan yang dalam. Kemudian, goresan dalam plat alumunium itu dikasih tinta dan di atasnya dikasih kertas yang telah basah. Tinta tersebut akan melekat di kertas sesuai dengan bentuk goresan yang ada pada plat alumunium. Dalam penjelasan di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa teknik cetak dalam ini memakai plat alumunium, kertas, tinta dan alat yang tajam (paku atau besi lancip).
4. Seni Grafis Cetak Datar (Lithography)

Cetak datar atau lithography adalah jenis seni rupa grafis yang cara memperbanyak atau
memproduksi suatu gambar atau tulisan dengan memakai media cetakan yang memiliki permukaan datar atau rata. Teknik cetak datar sekarang ini bisa kita jumpai pada sistem mesin cetak dan teknik foto mekanik.
5. Seni Grafis Cetak Cukil Kayu
Cukil kayu merupakan teknik seni grapis yang paling kuno yang masuk pada kategori seni murni, sebelum ditemukannya mesin cetak seni inilah media propaganda yang paling ampuh. Di Asia seni jenis ini berkembang di daerah Jepang dan Cina, di Cina teknik ini telah di gunakan pada abad kelima sedang kan di jepang memiliki masa keemasaan pada masa periode Edo dimasa itu cukil kayu banyak dipakai untuk ilustrasi buku dan seni ini menjadi cikal bakal dari komik jepang, di indonesia sendiri pengaruhnya mungkin dari jepang yang sempat menjajah dan juga pendatang dari cina yang berdagang ke indonesia, tapi dalam perkembangan seni cukil ini tak sepopuler seni lain nya dikarenakan seni ini lebih dikenal sebagai alat propaganda di bandingkan untuk sebuah karya seni .


Proses cetak cukil kayu dimulai dari membuat gambar cetakan di atas papan MDF (medium density fibreboard) atau papan kayu lainnya. Melukis harus dilakukan secara refleksi horizontal cermin, kanan menjadi kiri dan sebaliknya kiri menjadi kanan. Setelah itu gambar dicukil dengan pisau pahat kecil. Ada beragam jenis mata pisau yang menghasilkan efek goresan berbeda. Bagian yang tidak tercukil yang akan mencetakkan cat ke atas media, dan bagian cukilan membuat media tidak tersentuh cat.
Bila papan cukilan selesai, tuang cat ke atas media yang rata dan licin seperti cermin. Lalu ratakan cat dengan roller. Setelah itu roller digelindingkan ke atas papan cukilan. Bila sudah rata, kayu cukilan diletakkan di atas media pada posisi yang diinginkan.Media cetak sebaiknya diletakkan di atas bidang rata seperti kardus bekas. Tutupi kayu cukilan dengan kertas bekas  pakai agar tidak mengotori media. Maka mulailah menginjak cukilan sampai rata. Bila dirasa sudah cukup, angkat kayu cukilan perlahan.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar