Minggu, 23 April 2017

Kecerdasan Ganda



Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences): Penerapannya dalam Proses Pembelajaran dan Pengajaran
Satu-satunya sumbangan paling penting untuk perkembangan anak adalah membantunya untuk menemukan bidang yang paling cocok dengan bakatnya, yang akan membuatnya puas dan kompeten
(Daniel Goleman, 2002: 49)
Kontribusi Gardner yang sangat besar dalam ilmu pendidikan dan ilmu pengetahuan pada umumnya adalah teori tentang kecerdasan ganda, sebagaimana tertuang dalam bukunya bertajuk Frame of Mind: The Theory of Multiple Intelligence yang menyebutkan tujuh tipe kecerdasan manusia, yakni:
  1. linguistic intelligence atau kecerdasan linguistik (bahasa). kecerdasan ini ditunjukkan dengan kepekaan seseorang pada bunyi, struktur, makna,fungsi kata, dan bahasa
  2. musical intelligence atau kecerdasan musical, kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan menciptakan dan  mengapresiasi irama pola titinada, dan warna nada; apresiasi bentuk-bentuk ekspresi musikal.
  3. logical-mathematical intelligence atau kecerdasan logical-matematikal, kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan pada pola-pola logis dan memiliki kemampuan mencerna pola-pola tersebut, termasuk juga numerik serta mampu mengolah alur pemikiran yang panjang.
  4. visual/spatial intelligence atau kecerdasan visual/spasial, kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat dan mentransformasi persepsi awal.
  5. body/kinesthetic intelligence atau kecerdasan ragawi/kinestetis, kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengelola objek, Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan menciptakan dan  mengapresiasi irama pola titinada, dan warna nada; apresiasi bentuk-bentuk ekspresi musikal.
  6. intrapersonal intelligence atau kecerdasan intrapersonal, kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi; pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri.
  7. interpersonal intelligence atau kecerdasan interpersonal, kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mencerna dan merespon secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain.
Menurut Gardner, jenis pekerjaan, karir, atau profesi tertentu akan melibatkan kombinasi dari beberapa macam kecerdasan. Jarang sekali jenis pekerjaan tertentu itu yang hanya memerlukan satu dari ketujuh kecerdasan tersebut. Namun, dapat juga dipastikan bahwa jenis pekerjaan tersebut akan memerlukan satu kecerdasan yang sangat dominan. Sebagai missal, jenis pekerjaan wartawan atau penulis, pasti akan memerlukan kecerdasan bahasa. Selain itu, jenis pekerjaan itu pasti akan memerlukan kecerdasan interpersonal, yakni satu tipe kecerdasan yang membutuhkan keahlian dalam berkomunikasi dengan orang lain. Seorang pelaut, seperti orang Puluwat yang tinggal di Pulau Caroline yang memiliki kemahiran dalam mendayung kano di laut bebas, atau bandingkan dengan orang Raas di Kepulauan Kangean, Madura, Provinsi Jawa Timur yang konon memiliki kemahiran dalam menyelam sampai beberapa jam untuk mencari kerang di laut
dalam. Mereka pasti harus memiliki satu kecerdasan yang dominan, yakni kecerdasan ragawi atau kinestetis dan juga kecerdasan spasial. Namun demikian, mereka juga pasti akan memiliki paduan dengan tipe kecerdasan yang lainnya.
Peran Pendidikan Dalam Mengasah Kecerdasan Ganda
Peran penting pendidikan dalam mengembangkan kecerdasan minimal ada dua macam. Pertama, mengenalinya secara dini tipe kecerdasan setiap peserta didik, (2) memberikan model layanan pendidikan yang sesuai dengan kecerdasan tersebut, (3) mengasah dan mengembangkan kecerdasan semua peserta didik secara optimal. Pada prinsipnya, ada tiga gaya mengajar yang paling umum dapat diamati oleh pendidik. Pertama, gaya visual (visual learning), yakni gaya belajar yang lebih suka menggunakan gambar-gambar, bahan bacaan yang dapat dilihat. Kedua, tipe audio, yang lebih suka mendengarkan, misalnya mendengarkan ceramah atau penjelasan dari gurunya, atau mendengarkan bahan audio seperti radio kaset, dan sebagainya. Ketiga, tipa taktil, yang lebih suka menggunakan tangan dan badannya. Peserta didik tipe taktil akan tidak suka diminta duduk manis untuk mendengarkan ceramah guru seperti yang disukai oleh peserta didik yang memiliki gaya audio. Peserta didik gaya taktil akan senang untuk diminta untuk mengerjakan pekerjaan tangan atau mengotak-atik mesin perkakas. Demikianlah keragaman potensi kecerdasan ganda dan gaya belajar peserta didik yang harus medapatkan perhatian pendidik secara seimbang, tidak pilih kasih, tidak diskriminatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar