Kecerdasan
Ganda (Multiple Intelligences): Penerapannya dalam Proses Pembelajaran dan
Pengajaran
Satu-satunya
sumbangan paling penting untuk perkembangan anak adalah membantunya untuk
menemukan bidang yang paling cocok dengan bakatnya, yang akan membuatnya puas
dan kompeten
(Daniel Goleman, 2002: 49)
(Daniel Goleman, 2002: 49)
Kontribusi
Gardner yang sangat besar dalam ilmu pendidikan dan ilmu pengetahuan pada
umumnya adalah teori tentang kecerdasan ganda, sebagaimana tertuang dalam
bukunya bertajuk Frame of Mind: The Theory of Multiple Intelligence yang
menyebutkan tujuh tipe kecerdasan manusia, yakni:
- linguistic intelligence atau kecerdasan linguistik (bahasa). kecerdasan ini ditunjukkan dengan kepekaan seseorang pada bunyi, struktur, makna,fungsi kata, dan bahasa
- musical intelligence atau kecerdasan musical, kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan menciptakan dan mengapresiasi irama pola titinada, dan warna nada; apresiasi bentuk-bentuk ekspresi musikal.
- logical-mathematical intelligence atau kecerdasan logical-matematikal, kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan pada pola-pola logis dan memiliki kemampuan mencerna pola-pola tersebut, termasuk juga numerik serta mampu mengolah alur pemikiran yang panjang.
- visual/spatial intelligence atau kecerdasan visual/spasial, kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat dan mentransformasi persepsi awal.
- body/kinesthetic intelligence atau kecerdasan ragawi/kinestetis, kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengelola objek, Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan menciptakan dan mengapresiasi irama pola titinada, dan warna nada; apresiasi bentuk-bentuk ekspresi musikal.
- intrapersonal intelligence atau kecerdasan intrapersonal, kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi; pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri.
- interpersonal intelligence atau kecerdasan interpersonal, kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mencerna dan merespon secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain.
Menurut
Gardner, jenis pekerjaan, karir, atau profesi tertentu akan melibatkan
kombinasi dari beberapa macam kecerdasan. Jarang sekali jenis pekerjaan
tertentu itu yang hanya memerlukan satu dari ketujuh kecerdasan tersebut.
Namun, dapat juga dipastikan bahwa jenis pekerjaan tersebut akan memerlukan
satu kecerdasan yang sangat dominan. Sebagai missal, jenis pekerjaan wartawan
atau penulis, pasti akan memerlukan kecerdasan bahasa. Selain itu, jenis pekerjaan
itu pasti akan memerlukan kecerdasan interpersonal, yakni satu tipe kecerdasan
yang membutuhkan keahlian dalam berkomunikasi dengan orang lain. Seorang
pelaut, seperti orang Puluwat yang tinggal di Pulau Caroline yang memiliki
kemahiran dalam mendayung kano di laut bebas, atau bandingkan dengan orang Raas
di Kepulauan Kangean, Madura, Provinsi Jawa Timur yang konon memiliki kemahiran
dalam menyelam sampai beberapa jam untuk mencari kerang di laut
dalam.
Mereka pasti harus memiliki satu kecerdasan yang dominan, yakni kecerdasan
ragawi atau kinestetis dan juga kecerdasan spasial. Namun demikian, mereka juga
pasti akan memiliki paduan dengan tipe kecerdasan yang lainnya.
Peran Pendidikan Dalam Mengasah Kecerdasan Ganda
Peran
penting pendidikan dalam mengembangkan kecerdasan minimal ada dua macam.
Pertama, mengenalinya secara dini tipe kecerdasan setiap peserta didik, (2)
memberikan model layanan pendidikan yang sesuai dengan kecerdasan tersebut, (3)
mengasah dan mengembangkan kecerdasan semua peserta didik secara optimal. Pada
prinsipnya, ada tiga gaya mengajar yang paling umum dapat diamati oleh
pendidik. Pertama, gaya visual (visual learning), yakni gaya
belajar yang lebih suka menggunakan gambar-gambar, bahan bacaan yang dapat
dilihat. Kedua, tipe audio, yang lebih suka mendengarkan,
misalnya mendengarkan ceramah atau penjelasan dari gurunya, atau mendengarkan
bahan audio seperti radio kaset, dan sebagainya. Ketiga, tipa taktil,
yang lebih suka menggunakan tangan dan badannya. Peserta didik tipe taktil akan
tidak suka diminta duduk manis untuk mendengarkan ceramah guru seperti yang
disukai oleh peserta didik yang memiliki gaya audio. Peserta didik gaya taktil
akan senang untuk diminta untuk mengerjakan pekerjaan tangan atau mengotak-atik
mesin perkakas. Demikianlah keragaman potensi kecerdasan ganda dan gaya belajar
peserta didik yang harus medapatkan perhatian pendidik secara seimbang, tidak
pilih kasih, tidak diskriminatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar